Definisi Pap Smear pertama kali diperkenalkan
tahun 1928 oleh Dr. George Papanicolou dan Dr. Aurel Babel, namun mulai populer
sejak tahun 1943 (Purwoto dan Nuranna 2002). Tes Pap
smear adalah pemeriksaan sitologi
dari serviks dan porsio untuk melihat adanya perubahan atau keganasan pada epitel
serviks atau porsio (displasia) sebagai tanda awal keganasan
serviks atau prakanker (Rasjidi, 2008).
Pap smearmerupakan suatu metode
pemeriksaan sel-sel yang diambil dari leher rahim dan kemudian diperiksa di
bawah mikroskop. Pap smear
merupakan tes yang aman dan murah dan telah dipakai bertahun-tahun
lamanya untuk mendeteksi kelainan-kelainan yang terjadi pada sel-sel leher
rahim (Diananda, 2009). Pemeriksaan ini mudah dikerjakan, cepat, dan tidak
sakit, serta bisa dilakukan setiap saat,
kecuali pada saat haid (Dalimartha, 2004).
Manfaat Pap smear Dikutip dari (Nuranna, 2001), telah diakui bahwa pemeriksaan
tes Pap
smear mampu menurunkan kematian akibat kanker serviks di beberapa
negara, walaupun tentu ada kekurangan.
Sensitivitas tes Pap smear untuk mendeteksi NIS berkisar 50-98% sedang negatif palsu antara 8-30% untuk lesi skuamosa
40% untukadenomatosa. Spesifisitas tes
Pap smear adalah 93%, nilai prediksi positif adalah 80.2%
dan nilai prediksi negatif adalah 91.3%. Harus hati-hati justru pada lesi
serviks invasif, karena negatif palsu dapat mencapai 50%, akibat tertutup
darah, adanya radang dan jaringan
nekrotik. Fakta ini menunjukkan bahwa pada lesi invasif kemampuan
pemeriksa melihat serviks secara makroskopik sangat diperlukan Pemeriksaan Pap smear
berguna sebagai pemeriksaan penyaring (skrining) dan pelacak adanya
perubahan sel ke arah keganasan secara dini sehingga kelainan prakanker dapat
terdeteksi serta pengobatannya menjadi lebih murah dan mudah (Dalimartha,
2004).