Faktor Klimatik Pteridophyta yaitu faktor
iklim yang meliputi suhu, sinar matahari, kelembapan, angin, dan curah hujan.
Suhu
dan Sinar Matahari
Sumber panas bagi bumi dan planet-planet
lainnya dalam sistem tata surya (solar system) adalah energi matahari. Tinggi
rendahnya intensitas penyinaran matahari bergantung pada sudut datang sinar matahari,
letak lintang, jarak atau lokasi daratan terhadap laut, ketinggian tempat, dan
penutupan lahan oleh vegetasi. Intensitas penyinaran matahari di suatu wilayah
dengan wilayah lain lainnya berbeda- beda. Hal ini mengakibatkan suhu udara di
setiap wilayah berbeda-beda. Kondisi suhu udara sangat berpengaruh terhadap
kehidupan tumbuhan dan hewan. Jenis spesies tertentu memiliki persyaratan
terhadap suhu lingkungan yang ideal atau suhu optimum bagi kehidupannya.
Batas suhu maksimum dan minimum bagi
persyaratan tumbuh tanaman dan hewan dinamakan toleransi spesies terhadap suhu.
Bagi tumbuh-tumbuhan, suhu merupakan faktor pengontrol persebarannya sesuai
dengan letak lintang dan ketinggian tempat. Oleh karena itu, penamaan habitat
tumbuhan biasanya sama dengan nama wilayah lintang bumi, seperti vegetasihutan
hujan tropis dan vegetasi lintang sedang. Wilayah-wilayah yang memiliki suhu
udara yang tidak terlalu dingin atau tidak terlalu panas merupakan habitat yang
sangat sesuai bagi kehidupan sebagian besar organisme, baik tumbuhan, hewan,
maupun manusia. Kondisi suhu yang terlalu tinggi maupun terlalu rendah merupakan
salah satu penghalang dalam kehidupan makhluk hidup.
Kelembapan
Udara
Kelembapan udara menunjukkan banyaknya uap
air yang terkandung dalam udara. Kelembapan berpengaruh langsung terhadap
kehidupan tumbuhan (flora). Ada tumbuhan yang sangat sesuai hidup di daerah kering,
di daerah lembap, bahkan terdapat pula jenis tumbuhan yang hanya hidup di
wilayah-wilayah yang sangat basah.
Berdasarkan tingkat kelembapan lingkungannya, tumbuhan dapat dikelompokkan
menjadi empat bagian, yaitu sebagai berikut.
a)
Xerophyta, yaitu jenis-jenis tumbuhan
yang sangat tahan terhadap lingkungan kering atau dengan kondisi
kelembapan udara yang sangat rendah, seperti kaktus.
b)
Mesophyta, yaitu jenis-jenis tumbuhan
yang sangat sesuai hidup di lingkungan yang lembap tetapi tidak basah,
seperti anggrek dan cendawan.
c)
Hygrophyta, yaitu jenis-jenis tumbuhan yang sangat sesuai hidup di daerah yang
basah, seperti teratai, eceng gondok, dan selada air.
d)
Tropophyta, yaitu jenis-jenis tumbuhan yang dapat beradaptasi terhadap daerah
yang mengalami perubahan musim hujan dan musim kemarau. Tropophyta merupakan
flora khas wilayah iklim musim tropis, seperti pohon jati dan ekaliptus.
Angin
Angin merupakan udara yangbergerak. Angin
sangat berpengaruh terhadap kelangsungan hidup dunia tumbuhan. Di daerah terbuka
hanya tumbuhan berakar dan berbatang
kuat yang dapat bertahan hidup dari hembusan angin yang sangat kencang. Dalam
proses alami yang terjadi di atmosfer, angin berfungsi sebagai alat
transportasi yang memindahkan uap air dan kelembapan dari suatu tempat ke
tempat yang lainnya. Dengan adanya angin, curah hujan dapat tersebar di atas permukaan
bumi sehingga kelangsungan hidup organisme di berbagai tempat di permukaan bumi
dapat terus berlangsung.
Angin sangat membantu proses penyerbukan atau
pembuahan beberapa jenis tumbuhan sehingga proses regenerasi tumbuhan dapat berlangsung.
Tumbuh-tumbuhan tertentu penyebaran benihnya dilakukan oleh kekuatan angin,
seperti spora yang diterbangkan oleh angin pada tumbuhan paku-pakuan
(Pteridophyta).
Curah
Hujan
Air merupakan salah satu kebutuhan vital bagi
kehidupan makhluk hidup. Tanpa adanya air mustahil terdapat berbagai bentuk kehidupan
di muka bumi. Bagi lingkungan kehidupan di daratan, sumber air yang utama bagi
pemenuhan kebutuhan hidup organisme adalah hujan.
Untuk memenuhi kebutuhan akan air, tumbuhan
sangat bergantung pada kelembapan udara yang lembab dengan curah hujan rata-rata
1488 mm3/tahun sangat baik bagi pertumbuhan paku.Intensitas curah hujan di
suatu tempat akanmembentuk karakter khas bagi formasi-formasi vegetasi di muka
bumi. Kekhasan jenis-jenis vegetasi ini dapat menimbulkan adanya fenomena fauna
yang khas di lingkungan vegetasi tertentu. Hal ini dikarenakan tumbuh-tumbuhan
merupakan produsen yang menyediakan makanan bagi hewan. Sebagai contoh, di wilayah
vegetasi padang rumput terdapat hewan khas, seperti rusa, biri-biri, dan sapi.