Anak-anak pada umumnya memiliki bakat dalam bidang tertentu. Bakat anak inilah yang membedakan minatnya sejak awal, jika dibandingkan dengan anak-anak lain. Anak yang berbakat pada satu bidang, kelihatan lebih menonjol, ahli dan menunjukkan penguasaan yang lebih. Mereka menunjukkan kemampuan yang unik.
Lewis Terman (1952) melakukan studi ekstensif terhadap 1500 anak yang memiliki IQ Stanford-Binet 150s. berlawanan dengan mitos populer bahwa anak-anak yang berbakat tidak bisa beradaptasi, Terman menemukan bahwa mereka secara sosial dapat beradaptasi dengan baik.
Ellen Winner (1996) mendeskripsikan tiga criteria yang mencirikan anak-anak berbakat, baik dari bisang seni, music ataupun akademik.
Lebih Maju
Anak yang berbakat lebih cepat matang. Mereka menguasai suatu bidang lebih awal dari rekan-rekan sebayanya. Dari bidang yang mereka minati, mereka belajar dengan mudah, hampir tanpa usaha, dibandingkan anak-anak pada umumnya. Dalam banyak hal, anak-anak yang berbakat ini lebih cepat matang karena mereka dilahirkan dengan kemampuan yang tinggi.
Memiliki Irama Sendiri
Anak berbakat belajar dengan cara yang secara kualitatif berbeda dengan anak-anak pada umumnya. Mereka hanya butuh bantuan minimal dari orang dewasa dalam belajar. Dalam banyak hal mereka menolak instruksi-instruksi eksplisit. Mereka juga seringkali melakukan penemuan-penemuan mereka sendiri dan menyelesaikan masalah dengan cara-cara yang unik.
Hasrat untuk Menjadi Seorang Ahli
Anak-anak yang berbakat memiliki ambisi memahami bidang dimana mereka memiliki kemampuan yang tinggi. Mereka menunjukkan minat yang kuat dan obsesif, serta ketertarikan dan kemampuan untuk berfokus. Mereka tidak perlu didorong oleh orang tuanya. Mereka akan memotivasi diri mereka sendiri.