Motif-motif Psikologis dalam Melakukan Hubungan Intim Suami Istri

Dalam sebuah hubungan cinta romantic, misalnya dalam perkawinan, ada beberapa macam motif psikologis yang mendasari terjadinya hubungan intim suami-Istri. Pada sebagian besar orang, menyatakan bahwa tiga motif utama yang mendasari hubungan itu adalah untuk mencapai kepuasan orgasmic, mengekspresikan perasaan cinta dan keintiman dan untuk mendapatkan keturunan.
Tetapi beberapa penelitian menyatakan bahwa ada beberapa motif lain yang mendasari hubungan suami-istri ini, dan tidak semuanya bermotif positif. Dari penelitian itu didapatkan enam motif utama dalam hubungan intim suami-istri (Cover dkk, 1998):
  • Enhancement – kepuasaan emosional atau kepuasan fisik yang didapat dari hubungan intim suami-istri. 
  • Intimacy – keintiman emosional dengan pasangan. 
  • Coping menghadapi emosi negatif atau kekecewaan. 
  • Self- affirmation – meyakinkan diri sendiri bahwa kita adalah seseorang yang menarik atau seseorang yang diinginkan oleh orang lain. 
  • Partner approval ­– dorongan untuk menyenangkan pasangan, mungkin saja hal ini dilakukan untuk menghindari kemarahan atau penolakan pasangan. 
  • Pengakuan kelompok – keinginan untuk membuat teman-teman anda merasa kagum, keinginan diterima menjadi anggota kelompok, dan keinginan melakukan apa yang sepertinya dilakukan oleh semua orang (konformis).
Tetapi, pada beberapa budaya lain, mungkin masih terdapat motif-motif lain yang mendasari hubungan intim suami istri. Motif itu seperti untuk meningkakan kemampuan spiritual, menjalankan kewajiban sebuah kepercayaan (agama), atau menganggap hubungan itu harus terjadi karena merupakan sebuah kewajiban.

Sumber: http://www.psychologymania.com/2012/02/motif-motif-psikologis-dalam-melakukan.html


Related post: