Perkembangan Remaja (Adolesen)


Secara psikologis, masa remaja adalah usia dimana individu berintraksi dengan masyarakat dewasa, usia dimana mereka tidak lagi dibawah tingkat orang-orang yang lebih tua, namun berada dalam tingkat yang sama. Masa remaja (adolesen) merupakan masa perkembangan transisi antara masa anak-anak dan masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif, dan social emosional. Usia remaja ini dimulai dari 10 sampai 13 tahun dan berakhir pada usia 18 sampai 22 tahun atau dimulai ketika anak sudah matang secara seksual dan berakhir ketika mencapai matang secara hukum.

Ciri-Ciri Umum Masa Remaja

· Priode yang penting

Perkembanga fisik yang cepat dan penting disertai dengan cepatnya perkembangan mental yang cepat, terutama pada awal masa remaja. Yang mana dalam hal ini menimbulkan perlunya penyesuaian mental dan perlunya membntuk sikap, nilai dan minat baru.

· Priode peralihan

Terjadinya peralihan dengan meninggalkan sifat-sfat pada masa anak-anak dan mempelajari pola perilakuda sikap baru untuk menggantikan perilaku dan sikap yang sudah ditinggalkan.

· Periode perubahan

Terjadinya perubahan sikap dan perilaku dipengaruhi juga oleh perubahan fisik. Ada beberapa perubahan yagn hampir sama dan bersifat universal, yaitu: (a) meingkatnya emosi, yang dipengaruhi oleh perubahan fisik dan psikologis yang terjadi, (b) perubahan tubuh, minat, dan peran dari kelompok social yang dapat menimbulkan permasalahan, (c) bertambahnya minat dan pola perilaku turut merubah nilai-nilai, (d) menginginkan kebebasan namun kurang mau untuk bertanggungjawab.

· Usia bermasalah

Memiliki permasalahan yan grumit dan tidak mudah untuk diselesaikan, baik pada laki-laki dan perempuan. Hal ini disebabkan oleh remaja tersebut tidak berpengalaman dalam mengatasi masalah itu serta andanya penolakan untuk meneriam bantuan dari orang ayng lbih dewasa.

· Masa mencari identitas

Masa dimana pemaja mencari identitas dirinya dengan mencoba menarik perhatian orang-orang sekitar, salah satunya dengan symbol-simbol yang menarik, seperi menggunakan cicincin, kalung, mobil, dan lain-lain.

· Usia yang mnimbulkan ketakutan

Adanaya anggapan bahwasanya remaja itu cenderung serikap merusak dan tidak dapat dipercaya sehingga membuat orang dwasa harus mengawasinya. Hal ini yang menyebabkan remaja kurang memiliki rasa tanggungjawab, sehingga mereka selalu ketakutan untuk bertindak karena selalu mendapatkan pengawasan dari orang dewasa.

· Masa yang tidak realistic

Anak remaja memandang dirinya dan orang lain sepertiyang mreka inginkan, bukan melihat secara apa adanya.

· Ambang masa dewasa

Dengan semakin bertambahnya kematangan pada diri remeja itu, lalu mulailah mereka meninggalkan streotip ayng belasan menjadi pribadi ayng besa dianggap oaring dewasa.


Perubahan Fisik Selama Remaja

1. Perubahan eksternal

Ø Tinggi; perempuan mencapai tinggi yang matang pada usia 17 dan 18 tahun, sedangkan laki-laki setahun setelahnya. Tidak lengkapnya iminisasi pada waktu bayi juga akan mempengaruhi pertumbuhan tinggi anak.

Ø Berat; pertubuhan berat badan mengikiti pertumbuhan pada tinggi badan, yang mana berat badan itu menyebar keseluruh bagian tubung yang tadinya hanya mengandung sedikit lamak.

Ø Proporsi tubuh; berbagai anggota tubuh lama-kelamaan mencapai perbandingan yang seimbang

Ø Organ seks; oragan seks pada ermaja mencapai ukuran yang matang pada akhir madsa remaja, tetapi fungsinya belum matang sampai bebrapa tahun kemudian.

2. Perubahan internal

Ø Sistem pencernaan; perut manjadi lebih panjang dan tidak lagi mambentuk pipa, usus bertanmbah panjang dan bertambah besar, otot-otot diperut dan dinding-dinding usus menjadi lebih tebal dan kuat, hati bertambah beratdan kerongkongan bertambah panjang.

Ø Sisitem peredaran darah; jantung tumbuh pesat pada usia 17 atau 18 tahun dengan berat 12 laki berat saat lahir. Panjang dan tebal dinding pembuluh darah meningkat mencapai tingkat kematangan bilamana jantung sedah matang.

Ø Sistem pernafasan; kapasitas paru-paru anak perempuan lebih matang pada usia 17 tahun, sedangkan laki-laki beberapa tahun kemudian.

Ø Sistem endokrin; kegiatan gonad yang meningkat pada masa puber menyebabkan ketidakseimbangan semenatra dari seluruh system endokrin pada wal masa puber. Kelenjer-klnjer seks berkembang pesat dan berfungsi, mesipun belum mencapai ukuran matangsampai akhir masa remaja atau dewasa awal.

Ø Jaringa tubuh; perkembangan rangka berhenti apda usia 18 tahun, jaringan selain tulang terus berkembang sampai tulang mencapai ukuran matang, khususnya perkembangan jaringan otot.


Keadaan Emosi Masa Remaja

Terjadinya perubahan emosi pada masa remaja disebabkan karna mereka berada dibwah tekanan social dan menghadapi kondisi baru, sedangkan selama anak-anak mereka kurang mempersiapkan diri untuk melengkapi kondisa-kondisi demikian. Meskipun emosi rmaja sering kali sangat kuat, tidak terkendalidan tampaknya irasional, tetapi pada umumnya dari tahun ketahun terjadi perbaikan perilaku emosional. Menurut Gesell dkk, remeja 14 tahun sering kali mudah marah, mudah dirangsang, dan emosinya cenderung meledak, tidak berusaha mengendalikan perasaannya. Sedangkan remaja 16 tahun mengatakan bahwa mereka tidak punya keprihatinan. Jadi adanya badai dan tekanan pada periode ini berkurang menjelang berakhirnya masa remaja.

Remaja tidak lagi mengungkapkan emosinya dengan gerakan amarah yang meledak, melainkan dengna menggerutu, tidak mau berbicara atau dengan suara keras mengkritik orang yang menyebabkan ia marah. Remaja suka bekerja sambilan agar dapat memperoleh uang lebih dan bisa membeli barang-barang yang ia inginkan atau bila perlu berhenti sekolah.

Untuk dapat mencapai kematangan emosi, remaja harus belajar memperoleh gambaran tentang situasi-situasi yang dapat menimbulakan raksi emosional. Hal ini dapat dikendalikan dengan membisarakan berbagai masalah peribadinya dengan orang lain. Keterbukaan, perasaan dan masalah peribadi dipengaruhi oleh rasa aman dalam hubungan social dan sebagian oleh tingkat kesukaanya pada orang-orang tertentu.


Perubahan Sosial

Agar dapat menjalin hubungan sosialisasi yang baik remaja perlu banyak membuat penyesuaian baru, seperti pnyesuaian dengan diri sendiri, orang lain, serta lingkungan.

Dengan banyaknya akifitas remaja diluar rumah bersama dengan teman-teman berpengaruh pada sikap, penbicaraan, minat, penampilan dan perilaku. Keremajaan itu selalu maju, maka lambat laun pengaruh teman sebaya akan berkurang pada diri mereka, hal ini dipengruhi faktor; keingiana individu untuk dapat mandiri dilingkungannya dan pemilihan sahabat.

Dengan meluasnya kesempatan untuk melibatkan diri dalam berbagai kegiatan soaial, maka wawasan soaial semakin membaik pada remaja yang lebih besar.sekarang remaja dapat dapat menilai teman-temanya menjadi lebih baik, sehingga penyesuaian dari dalam situasi social bertambah baik dan pertengkaran menjadi berkurang. Semakin banyak partisipasi social, semakin besar kompetensi social remaja.


Perubahan Moral

Menurut Kohlberg, tahap perkembangan moralitas pasca konvensional harus dicapai selama masa remaja. Tahap ini merupakan tahap menerima sendiri sejumlah prisip dan terdiri dari dua tahap yaitu individu yakin bahwa harus ada kelenturan dalam keyakinan moral sehingga dimungkinkan adanya perbaikan dan perubahan standar moral apabila hal ini menguntungkan anggota-anggota kelompok secara keseluruhan.

Terdapat dua kondisi yang membuat pergantian konsep moral khusus ke dalam konsep yang berlangku umum tentang benar dan salah yang lebih sulit dari pada yang seharusnya. Konsidi itu ialah kurangnya bimbingan dalam mempelajari bagaimana membuat konsep khusus dan konsep moral ayng berlaku umum seperti kedisiplinan dilingkunga kluarga dan sekolah.


Peran Seks yang Diakui Selama Remaja

Penggolongan peran seks atau belajar melakukan peran seks yang diakui lebih mudah bagi laki-laki dari peda perempuan. Hal ini disebabkan karena sejak awal masa kanak-kanak laki-laki telah disadarkan akan perilaku seksual yang patut dan didorong, disedak atau bahkan dipermalukan untuk upaya pnyesuaian diri dengan standar-standar yang diakui. Dari tahun-ketahun laki-laki mengetahui bahwa peran pria member martabat yang leih terhormat dari pada wanita.

Peran superioritas maskulin; peran anak laki-laki sebagai pemimpin dalam berbagai kegiatan ledih doaminan dari pada anak perempuan. Selain itu anak laki-laki berusaha menunjukkan kenggulannya dalam berbagai bidang, seperti dalam hal prestasi, permainan, oalah raga, dan lain-lain.




Related post: