A MODEL FOR COMPETENCE GAP ANALYSIS


Kompetensi adalah bagian yang menyatu dengan Manajemen suber daya manusia. Kompetensi merupakan syarat untuk dapat melaksanakan pekerjaan-pekerjaan tertentu. Pelatihan – pelatihan dilaksanakan sebelum bergabung dalam dunia kerja. Tulisan ini akan menganalisis model pendekan kompetensi.

  • Jurnal lengkapnya, KLIK DISINI!!!
  • Pendahuluan

    Saat ini, mobilitas orang semakin tinggi. Orang-orang dibelahan dunia manapun dapat mengenyam pendidikan dimana saja dan dengan mudah ataupun bekerja dimana saja. Hal ini memberikan kesulitan tersendiri bagi penyedia tenaga kerja dalam merekrut pegawai yang betul-betul kompeten di bidangnya. Biasanya, pakar sumber daya manusia (SDM) harus mencocokkan pemohon dengan pengalaman kerja pegawai serta pengetahuan dengan persyaratan yang ditawarkan pekerjaan atau proyek yang dimaksud, termasuk persyaratan wajib dan yang diinginkan. Saat ini, tidak ada format umum yang digunakan untuk seleksi karyawan, semua digunakan secara manual. Kecuali misalnya model IEEE Reusable Competency Definition (IEEE RCD, 2005) dan HR-XML (HR-XML,2004), yang menentukan format umum kompetensi, namun ada aspek-aspek yang tidak dimasukkan oleh dalam model ini.

    Tulisan ini memuat: bagian 2 menjelaskan istilah-istilah yang digunakan di pepar ini dan memperkenalkan secara singkat model kompetensi. Bagian 3 memberikan ikhtisar model yang yang spesifik. Bagian 4 menjelaskan model pendekatan kompetensi dengan cara yang lebih rinci. Bagian 5 memperkenalkan profil kompetensi yang mewakili aspek yang terlihat sebagai model kompetensi dalam aplikasi kehidupan nyata. Bagian 6 memberikan contoh tentang bagaimana profil sederhana kompetensi yang terkait dengan yang dimodelkan. Dan bagian akhir, bagian 7 tulisan ini diakhiri dengan ringkasan dan prediksi pekerjaan di masa depan.

    Apa itu Kompetensi?

    Kompetesi adalah kinerja yang efektif dalam sebuah perkerjaan / konteks di berbagai tingkat keahlian", (Cheetam dan Chivers, 2005). Dalam literatur ada beberapa macam definisi yang ambigu mengenai kompetensi. (IEEE RCD, 2005; IMS RDCEO, 2002) mendefinisikan kompetensi sebagai "segala bentuk pengetahuan, keterampilan, sikap, kemampuan, atau tujuan pembelajaran yang dapat digambarkan dalam konteks belajar, pendidikan atau pelatihan”.

    Kompetensi tidak spesifik dalam menyebutkan tingkat keahlian seseorang, tetapi dimodelkan dalam berbagai sikap yang bersifat umum agar mudah didefenisikan. Kata competence berbeda dengan competency dan tidak bersinonim dengan kata skill (keterampilan). Tetapi dalam tulisan ini kata competence dan competency akan digunakan secara bergantian.

    Relasi Kerja (Related Work)

    Ada beberapa upaya standardisasi pemodelan kompetensi. Upaya-upaya ini berfokus pada berbagai aspek yang berkaitan dengan kompetensi: kompetensi itu sendiri, profil kompetensi dan hubungan antara kompetensi. IIMS Reusable Definition of Competencies or Educational Objective (IMS RDCEO, 2002) dan kemudian IEEE (IEEE RCD, 2005) memfokuskan pada definisi kompetensi. Gagasan utamanya adalah untuk membangun penyegaran yang menentukan kompetensi untuk kelompok masyarakat.

    HR-XML berfokus pada modeling berbagai informasi yang berkaitan dengan tugas-tugas sumber daya manusia. Model ini menentukan profil persyaratan pekerjaan. Sayangnya, usulan model tidak jelas terpisah dengan profil yang diperoleh. Konsekuensinya adalah bahwa kompetensi yang diperoleh dapat menunjukkan unsur-unsur pemodelan. Oleh karena itu, bukti-bukti harus merujuk pada kompetensi atau berisi definisi dan bukan sebaliknya.

    The Simple Reusable Peta Kompetensi (SRCM, 2006) mencoba membuat model hubungan antar kompetensi. Namun, model semantic yang diusulkan dalam SRCM membingungkan. Hubungan antara node yang berbeda mungkin memiliki arti yang berbeda: komposisi, kesetaraan atau ketergantungan. Hal ini menyebabkan kebingungan ketika tugas model juga seperti ketika membuat algoritma untuk menggunakan informasi tersebut.

    Model Kompetensi (Modelling a Competence)

    Pada bagian ini, tulisan ini memperkenalkan sebuah model untuk mewakili kompetensi yang lebih luas dan lebih jelas. Tulisan ini membagi model kompetensi menjadi tiga: kompetensi, tingkat kemahiran dan konteks. Pertama-tama menggambarkan setiap dimensi secara terpisah dan akhirnya menggambarkan bagaimana mereka dikombinasikan dalam rangka membangun kompetensi dan bagaimana kompetensi mungkin akan terdiri dari sub-kompetensi. Beberapa isu yang ditemui selama proses pemodelan, dan kemungkinan solusi (akhirnya dengan trade-off antara ekspresi dan kompleksitas) dijelaskan. Penelitian ini juga membahas keputusan yang mereka ambil, dan mereka menyadari keterbatasannya.

    Kompetensi (Competency)

    Reusable IEEE mendefenisikan Kompetensi (IEEE RCD, 2005) sebagai model untuk representasi kompetensi. Model ini tidak termasuk tingkat keahlian atau konteks informasi.

    Proficiency Level (Tingkat Keahlian)

    Skala yang berbeda (kualitatif dan kuantitatif) dapat digunakan dalam rangka untuk mewakili tingkat keahlian. Tingkat kemahiran tidak hanya menyimbolkan salah satu keahlian. Ada hubungan di antara unsur-unsur implisit dalam satu skala.

    Konteks

    Kamus mendefenisikan konteks sebagai "suatu kondisi yang ada atau terjadi suatu peristiwa”, yang meliputi "Keadaan dan kondisi yang melingkupi itu "(Wikipedia). Sama dengan kompetensi, konteks dapat merujuk kepada konsep-konsep yang berbeda. Mungkin menjadi pekerjaan spesifik di mana kompetensi yang diperoleh (misalnya, mengemudi sebagai sopir ambulans atau pengiriman pizza karyawan) atau bahkan pengaturan yang terkait dengan pribadi pelajar (misalnya, kompetensi yang berbeda jika diperoleh dalam kelompok belajar berdasarkan pengaturan masing-masing). Semua ini (dan mungkin lebih) adalah konteks yang dapat menjadi bagian dari suatu kompetensi.

    Kompoten (Competence)

    Kompetensi digambarkan sebagai hasil pengetahun yang dapat digunakan kembali. Setiap model kompetensi mewakili subkompetensi yang didiskripsikan secara umum. Dengan menggunakan pendekatan ini, penjelasan dari suatu kompetensi
    tidak perlu secara eksplisit dimasukkan setiap kali digunakan. Penjelasan ini mencakup berbagai aspek, seperti:

    · Bagaimana sebuah kompetensi dapat dicapai, misalnya dengan mengakuisisi beberapa sub-kompetensi

    · Tingkat masing-masing kompetensi harus diperoleh.

    · Apakah semua sub-kompetensi harus dicapai atau hanya salah satu dari bagian itu

    · Sub-kompetensi harus dapat diperoleh dalam suatu urutan.

    Profil Kompetensi

    Kompetensi definisi untuk mendukung tugas yang berbeda seperti membuat profil pekerjaan atau memilih orang untuk suatu proyek tertentu, menciptakan profil kompetensi pribadi yang menunjukkan kemampuan seseorang, dan syarat pemodelan yang diharapkan bergabung dalam program pelatihan.

    Profil tiap jenis elemen terdiri dari set profil. Unsur profil ini diperlukan, tergantung pada jenis profil. Sebuah profil terdiri dari:

    Untuk memutuskan sebuah program sesuai atau tidak

    Sebuah lembaga sertifikasi memberikan derajat atau isu untuk membuktikan kompetensi

    Menggambarkan kompetensi di CV pribadi

    Dengan kata lain, tingkat keahlian (yang tidak terikat ke profil tertentu) mewakili lingkup kompetensi yang diperoleh (administrasi database lanjutan vs dasar administrasi database) secara mandiri apakah individu (terikat ke profil) belajar konten atau cukup sempurna untuk memperoleh kompetensi (lebih tinggi gradenya atau lebih rendah).

    Contoh

    Kami mengasumsikan adanya hubungan antara informasi dengan keterampilan, tingkat keahlian, konteks dan kompetensi. Selain itu, bagaimana model ini digunakan juga keluar dari ruang lingkup dari makalah ini.

    Contohnya adalah keterampilan dalam membuat suatu tawaran atau iklan suatu pekerjaan. Seorang yang handal dibidang ini akan mumpuni dibidangnya. Dalam penyebarluasan informasi tentang lowongan pekerjaan dengan iklan mempunyai kelemahan tertentu, misalnya iklan tidak tidak menunjukkan apa persyaratan wajib atau opsi yang lain biasanya tidak ditawarkan. Mengenai hasil dari iklan, biasanya, tes didasarkan pada skala yang sudah ada sehingga reliabilitasnya menjadi berkuranh.

    Kesimpulan

    Paper ini membahas masalah kompetensi, dengan focus spesifikasi pada kompetensi model. Model seperti itu telah dirancang secara khusus dan penggunaannya memungkinkan untuk mencocokkan profil kompetensi. Mereka bekerja untuk pengembangan aplikasi dalam rangka membantu penggunaan akhir untuk memberikan profil kompetensi. Di satu sisi, mereka berencana untuk mengembangkan kompetensi dengan menggunakan algoritma seperti yang digunakan dinegara-negara Eropa. Di sisi lain, mereka berencana untuk mengajukan permohonan kepada penciptaan pengembangan program kompetensi dan penilaian lanjutan dengan layanan yang belum tersedia sebelumnya.




    Related post: