Kelainan pada anak, selama ini kita selalu mengidentikkan penyebabnya pada ibu. Padahal kelainan pada anak diwariskan oleh kedua orang tuanya, bukan hanya oleh seorang ibu, tetapi juga oleh seorang ayah. Keduanya memegang peranan penting pada tumbuh kembangnya anak, baik dari sisi genetik maupun pembentukan perilaku pada anak.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa seorang laki-laki memiliki kontak dengan bahan-bahan berbahaya seperti timah, paparan radiasi, kontak dengan bahan pestisida tertentu dan bahan kimia lain menyebabkan abnormalitas dalam sperma yang mengarah pada keguguran pada masa kehamilan ibu, atau penyebab penyakit pada anak dan kanker, atau penyebab kelainan fisik pada anak (kecacatan). Jika seorang ayah mengalami defesiensi vitamin C, keturunannya mengalami resiko yang lebih tinggi terhadap cacat lahir dan kanker (Fraga dkk 1991).
Sebuah pendapat lain mengatakan jika seorang ayah mengkonsumsi kokain, kokain tersebut dapat melekat pada sperma dan menyebabkan cacat lahir, tetapi bukti pendapat ini belum terlalu kuat. Dalam sebuah penelitian, penggunaan kokain dalam jangka panjang oleh seorang laki-laki dihubungkan dengan jumlah sperma yang sedikit., kurang gerak, dan lebih banyak sperma yang mengalami abnormalitas.
Perilaku merokok ayah juga selama kehamilan ibu juga dapat menyebabkan masalah bagi bayi. Dalam sebuah penelitian, bayi yang baru lahir dari ayah yang merokok didekat isterinya selama kehamilan memiliki berat badan 4 ons lebih ringan saat lahir untuk setiap bungkus rokok yang dihisap setiap hari, daripada bayi yang lahir dari ayah yang bukan perokok.
Usia seorang ayah juga memberikan pengaruh pada anak. Sekitar 5% anak yang sindrom down mempunyai ayah yang lebih tua (diatas 40 tahun). Bayi dari ayah yang lebih tua juga menghadapi resiko yang meningkat akan cacat lahir, termasuk kelainan sindrom Marfan, yang mencakup ketidaksempurnaan pembentukan tangan dan kaki.
Jadi kelainan pada anak bukan hanya pengaruh dari seorang ibu semata, tetapi seorang ayah memberikan juga pengaruh yang sangat besar. Baik itu genetic, tingkahlaku, maupun dukungan emosional pada ibu dan anak.