Kecemasan (Anxiety), Pengertian dan Ciri-Cirinya

Kecemasan berhubungan dengan sesuatu yang dirasa mengancam. Berbeda dengan rasa takut yang jelas objeknya, kecemasan terkadang tidak jelas objek mengapa seseorang menjadi cemas. Bahkan, jika seseorang sering cemas terhadap sesuatu, bisa mengembangkan kepribadian cemas.
Menurut Nevid (2005), Kecemasan dapat menjadi reaksi emosional yang normal dibeberapa situasi, tetapi tidak disituasi lain. Sumadinata (2004) mengatakan bahwa seseorang yang merasa khawatir karena menghadapi situasi yang tidak bisa memberikan jawaban yang jelas, tidak bisa mengharapkan sesuatu pertolongan, dan tidak ada harapan yang jelas akan mendapatkan hasil. Kecemasan dan kekhawatiran yang ringan dan menjadi sebuah motivasi. Sedangkan kecemasan dan kekhawatiran yang kuat dan negatif dapat menimbulkan gangguan fisik maupun psikis.
Kecemasan merupakan sebuah fenomena kognitif, dimana seseorang merasa sesuatu akan terjadi diluar kehendak  dan tidak bisa diprediksi. Kecemasan akan diperparah jika, seseorang merasa tidak sanggup menghadapinya karena meragukan kemampuan diri sendiri.
Pengertian Kecemasan
Banyak ahli psikologi yang berbicara mengenai kecemasan:
  1. Kecemasan sebagai keadaan yang emosional yang mempunyai ciri keterangsangan fisiologis, perasaan yang tegang yang tidak menyenangkan dan perasaan aprehensi atau keadaan khawatir yang mengeluhkan bahwa sesuatu yang burk akan segera terjadi (Nevid dkk, 2003). 
  2. Kecemasan adalah suatu keadaan tegang yang memotivasi individu untuk berbuat sesuatu. Fungsinya adalah untuk memperingatkan adanya ancaman bahaya, yakni sinyal bagi ego yang akan terus meningkat jika tindakan-tindakan yang layak untuk mengatasi ancaman tidak diambil. Apabila tidak bisa mengendalikan kecemasan melalui cara-cara yang rasional dan langsung, maka ego akan mengandalkan cara-cara yang tidak realistis yakni tingkah laku yang berorientasi pada pertahanan ego/defend mechanism (Freud dalam Corey, 2005). 
  3. Kecemasan adalah suatu perasaan takut yang tidak menyenangkan yang disertai dengan meningkatnya ketegangan fisiologis. Dalam teori pembelajaran dianggap sebaga suatu dorongan yang menjadi perantara antara suatu situasi yag mengancam dan perilaku menghindar. Kecemasan dapat diukur denga self report, dengan mengukur ketegangan fisiologis, dengan mengamati perilaku yang tampak (Davison dkk, 2006).
Ciri-Ciri Kecemasan
Ciri-ciri kecemasan (Nevid, 2003) adalah berupa:
  1. Secara fisik meliputi kegelisahan, kegugupan, tangan dan anggota tubuh yang bergetar atau gemetar, banyak berkeringat, mulut atau kerongkongan terasa kering, sulit berbicara, sulit bernafas, jantung berdebar keras atau bertak kencang, pusing ,merasa lemas atau mati rasa,sering buang air kecil, merasa sensitif, atau mudah marah. 
  2. Cara behavioral meliputi perilaku menghindar, perilaku melekat dan dependent, perilaku terguncang. 
  3. Secara kognitif meliputi khawatir tentang sesuatu, perasaan terganggu ata ketakutanatau aphensi terhadap sesuatu yang terjadi dimasa depan, keyakinan bahwa sesuatu yang mengerikan akan segera terjadi tanpa penjelasan yang jelas, ketakutan akan kehilangan control, ketakutan akan ketidakmampuan untuk mengatasi masalah, berpikir bahwa semuanya tidak bisa lagi dikendalikan, merasa sulit memfokuskan pikiran dan berkonsentrasi.
Menurut Heber dan Runyon (1984), kecemasan dimanifestasikan dalam empat hal:
  1. Kognitif (dalam pikiran individu) 
  2. Motorik (dalam tindakan) 
  3. Somatik (dalam reaksi fisik/biologis) 
  4. Afektif (dalam emosi individu)
Kecemasan (anxiety) sangat berkaitan dengan perasaan yang tidak pasti dan tidak berdaya. Keadaan emosi ini tidak memiliki objek yang jelas. Terkadang, seseorang menghadapi kecemasan sebagai sebuah tantangan sehingga mempersiapkan sesuatu untuk menghadapinya. Hal ini yang akan memberikan hasil yang positif. Tetapi terkadang pula, kecemasan membuat seseorang tidak berdaya, dan merasa tidak mampu menghadapi kecemasan itu sehingga ingin lari dari masalahnya dengan mengembangkan defend mechanism (mechanism pertahanan diri/ego).

Referensi:
Nevid, J.S, Rathus, S.A & Green, B. 2003. Psikologi Abnormal Jilid 1. Jakarta: Erlangga
Corey, Geral. 2007. Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi.  Bandung: PT Refika Aditama
Haber, A. & Runyon, R.P. 1984. Psychology of Adjustment. New York: The Dorsey Press
Davison, G.C, Neale,J.M & Kring, A.M. 2006. Psikologi Abnoral. Jakarta: Rajawali Press
Sumadinata, N. 2004. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosda karya

Sumber: http://www.psychologymania.com/2012/02/kecemasan-anxiety-pengertian-dan-ciri.html


Related post: