Sebuah pertanyaan yang sulit, tetapi harus dijawab dengan jujur, logis dan kalau bisa ilmiah. Apakah pacaran betul-betul sebuah kebutuhan, atau hanya sekedar mencari sensasi dan kesenangan belaka? Saya akan menjawab sesuai dengan taraf pemahan dan keilmuan saya. Anda bisa setuju, merevisi atau menolaknya. Tetapi anda perlu mempertimbangkannya dan mengajukan argument logis, jujur dan kalau bisa ilmiah pula.
Saya akan memulai menjawab pertanyaan ini dengan menyingkap alasan-alasan seseorang “berpacaran”.
Membutuhkan tempat pelampiasan kasih sayang
Pacaran adalah salah satu cara untuk melampiaskan rasa kasih sayang. Yang perlu diketahui bahwa, rasa cinta dan kasih sayang itu ada dua macam yaitu companionate love dan passionate love. Companionate love adalah cinta yang ditunjukkan dalam bentuk persahabatan. Sedangkan passionate love adalah cinta yang ditunjukkan dalam bentuk cinta romantic yang lebih banyak dipengaruhi oleh aspek biologis.
Biasanya seorang remaja atau dewasa akan mencari pacar karena kebutuhan akan passionate love ini. companionate love bisa didapatkan dari persahabatan dengan ibu, bapak, saudara, keluarga dan teman. Sedangkan passionate love hanya didapatkan melalui pacaran.
Yang menjadi masalah adalah passionate love digerakkan oleh aspek biologis termasuk hasrat seks didalamnya. Jika seseorang mengatakan mencari pacar untuk melampiaskan kasih sayang, berarti itu adalah kebohongan besar, karena itu adalah sebuah companionate love, padahal yang dimaksud adalah passionate love, yang lebih kearah pemuasan biologis.
Membuktikan kelaki-lakian/Keperempuanan (identifikasi gender)
Identifikasi gender dalam tahap perkembangan sangat penting. Alasan ini juga digunakan seseorang mencari seorang pacar, agar jangan menjadi gay, atau lesbian.
Identifikasi gender dipengaruhi oleh dunia factor yaitu genetika dan lingkungan. Seseorang yang sudah dilahirkan dalam genetika yang menyimpang dalam gen dan hormonnya, kemungkinan besar akan mengalami masalah dalam identifikasi gender dikemudian hari, hal ini yang menyebabkan terjadinya transeksual. Tetapi ada juga identifikasi gender karena pengaruh lingkungan, seperti trauma kekerasan seksual, hubungan cinta lawan jenis yang bermasalah dan lain-lain.
Jadi, pacaran tidak mempengaruhi identitas gender sama sekali, bahkan sebaliknya, jika seseorang yang trauma menjalin hubungan dengan lawan jenis (pacaran), kemungkinan bisa mengalami gangguan identitas gender. Intinya adalah pacaran tidak membantu seseorang dalam identifikasi gendernya.
Saling bantu membantu
Ini adalah alasan yang paling sering dikemukakan, terutama bagi remaja sekolah atau masih dalam jenjang perkuliahan. Saling bantu membantu membuat tugas sekolah/kuliah misalnya, saling curhat memecahkan masalah masing-masing, dan lain-lain.
Hubungan dalam pacaran yang tidak dewasa, kadang berujung pada pemanjaan salah satu pihak. Dengan alasan ada yang membantu, seseorang misalnya, malas mengerjakan tugas sekolah atau kuliah. Dalam hal pemecahan masalah yang mereka hadapi, terkadang menghasilkan sebuah diskusi yang ngawur, tidak kunjung ada kata penyelesaian yang tepat, walaupun menghabiskan waktu yang begitu sangat panjang. Diskusinya bukan memecahkan sebuah masalah, tetapi membesar-besarkan masalah, yang terkadang sangat kecil dan bisa diselesaikan sendiri, tetapi karena tidak ada bahan pembicaraan lain, sehingga hal tak penting sama sekali pun dibicarakan.
Sudah cukup umur untuk berpacaran
Saat ini, terkadang banyak orang tua cemas, jika anaknya belum mempunyai pacar sama sekali, padahal anaknya sudah dianggap pas untuk berpacaran. Ini adalah hal yang menjerumuskan anak.
Pacaran adalah sebuah hubungan yang tidak punya ikatan sama-sekali, hanya karena ikatan suka sama suka, dan lebih banyak dipengaruhi oleh passionate love (ketertarikan karena fisik), sehingga hubungannya sangat berbahaya jika dibandingkan dengan nilai-nilai timur dan agama. Kalau memang sudah cukup umur dan sudah siap, apa salahnya menujukkan kedewasaan dengan menikah, sehingga ikatannya jelas, yang akan memunculkan dunia jenis cinta sekaligus (passionate love dan companionate love). Pacaran adalah sebuah hubungan yang menggantung.
Penjajakan sebelum menikah
Alasan yang terakhir yang sering dikemukakan adalah “penjajakan sebelum menikah”. Sudah disebutkan diatas bahwa, cinta dan kerterikan yang tumbuh pada saat pacaran adalah karena ketertarikan fisik. Perlu diketahui bahwa, persepsi manusia terkadang bias, seseorang yang cantik misalnya, akan dipersepsikan dengan kesetiaan, sopan, cerdas, menjaga diri, dan lain-lain. Ataupun sebaliknya, seseorang yang biasa-biasa saja akan dipersepsikan biasa-biasa juga, apalagi sseorang yang tidak menarik secara fisik. Ini adalah bias dalam persepsi manusia.
Jadi alasan pacaran untuk penjajakan adalah hal yang mustahil mendapatkan kesimpulan yang tepat, karena cara berpikir manusia secara umum adalah bias. Fisik dalam psikologi adalah sebuah persona (topeng), yang dimunculkan dalam dunia luar. Jadi fisik tidak menggambarkan kepribadian seseorang. Penilaian yang positif hanya karena ketertarikan fisik, akan berujung pada masalah dikemudian hari. Anda bisa lihat, mengapa hubungan pernikahan yang dilandasi cinta dan pacaran sebelum pernikahan, kok bisa kandas ditengah jalan? Ini karena pada saat pacaran anda hanya memperhatikan topeng (persona) yang ditampilkan pasangan anda.
Sumber: http://www.psychologymania.com/2012/02/apakah-pacaran-itu-sebuah-kebutuhan.html
Sumber: http://www.psychologymania.com/2012/02/apakah-pacaran-itu-sebuah-kebutuhan.html