Sikap atau attitude adalah suatu konsep paling penting dalam psikologi sosial. Pembahasan yang berkaitan dengan psikologi (sosial) hampir selalu menyertakan unsur sikap baik sikap individu maupun sikap kelompok sebagai salah satu bagian pembahasannya. Banyak kajian dilakukan untuk merumuskan pengertian sikap, prose terbentuknya sikap, maupun proses perubahannya. Banyak pula penelitian telah dilakukan terhadap sikap untuk mengetahui efek dan perannya baik sebagai variabel bebas maupun sikap sebagai variabel tergantung.
Terdapat beberapa teori tentang sikap (Mann, 1969; Secord and Backman, 1964) antara lain adalah teori keseimbangan (balance theory) oleh Heyder; terori kesesuaian (congruity priciple) dari Tannenbaum; terori disonansi kognitif (cognitive dissonance) yang dikemukakan oleh Festinger maupun teori afektif-kognitif dari Rossenberg, serta beberapa teori lain. Di samping teori-teori tersebut di atas, kemudian dikembangkanlah theory of reasoned action yang relatif baru yang dikemukakan oleh Ajzen dan Fishbein (1980). Teori ini lebih menekankan pada proses kognitif serta menganggap bahwa manusia adalah makhluk dengan daya nalar dalam memutuskan perilaku apa yang akan diambilnya, yang secara sistematis memanfaatkan informasi yang tersedia di sekitarnya.
Banyak penelitian telah dilakukan yang berusaha mengkaitkan antara sikap terhadap sesuatu dengan perilaku obyek sikap itu sendiri. Salah satu contoh adalah penelitian yang dilakukan oleh Martin dan Salovey (1996) yang meneliti sikap terhadap kematian yang dikaitkan dengan perilaku yang berkaitan dengan kesehatan dan menemukan hasil bahwa korelasi antara sikap terhadap kematian dengan latihan fisik (olah raga) sebesar 0,412; sikap dengan perilaku minum alkohol berkorelasi sebesar 0,361 serta sikap dengan perilaku mengendarai mobil setelah minum alkohol berkorelasi sebesar 0,346. Dari penelitian tersebut kemudian dikumpulkanlah penelitian-penelitian yang lain, yang meneliti keterkaitan antara sikap terhadap sesuatu dengan perilaku, dan terkumpulah 31 hasil penelitian. Koefisien korelasi yang diperoleh dari ke 31 penelitian tersebut sangat bervariasi, koefisien korelasi yang terendah adalah 0,084 dan koefisien korelasi yang tertinggi adalah 0,96 (Lihat tabel I). Data tersebut di atas dikumpulkan dari jurnal luar negeri (nomor 1 sampai dengan 17), intisari skripsi hasil penelitian mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada (nomor 18 sampai dengan 24) maupun skripsi mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata (nomor 25 sampai dengan 31).
Dari hasil tersbut di atas tampaklah bahwa variabel sikap berkorelasi dengan perilakunya secara tidak konsisten dan memiliki koefisien korelasi yang berbeda-beda, ada hasil yang korelasinya signifikan namun ada pula yang tidak signifikan meskipun kesemuanya berkorelasi secara positif. Berkaitan dengan hal ini maka muncullah pertanyaan:
1. Seberapa besar sebenarnya koefisien korelasi antara sikap dengan perilaku, atau seberapa besar varians perilaku dapat diterangkan dari variabel sikap.
2. Adakah perbedaan hasil penelitian yang dilakukan di Luar Negeri dengan yang dilakukan di Indonesia?