Secara sederhana gangguan kesehatan mental dapat didefenisikan sebagai suatu “gangguan” atau penyakit yang menghalangi individu hidup sehat seperti yang diinginkan oleh individu tersebut dan orang lain.
Pengetian normal menurut Offer dan Sabsiro
1. Tidak ada gangguan atau kesakitan.
2. Keadaan ideal atau gangguan mental yang positif
3. Normal sebagai rata-rata pengetahuan statistic
4. Diterima secara social
5. Proses berlangsungnya sangat wajar
Manusia yang sehat mental adalah manusia yang mampu menguasai segala factor dalam hidupnya sehingga ia dapat menguasai kekalutan mental sebagai akibat daritekanan-tekanan perasaan.
· Manusia yang sehat adalah yang memiliki harapan hidup optimis.
· Manusia yang sehat mental adalah manusia yang mampu memamfaatkan segala potensi, kapasitas, kreativitas, energy dan dorongan dalam diri.
· Efesiensi mental: Menggunakan kapasitas-kapasitas untuk mencapai tujuan hidup sebaik mungkin.
· Manusia sehat mental adalah manusia yang memamfaatkan kapasitas-kapasitas secara efektif.
Defenisi sehat beberapa Tokoh Psikologi:
· Kepribadian sehat adalah yang memiliki orientasi produktif (Fromm)
· Manusia sehat adalah manusia yang mencapai kematangan (Allport)
· Manusia sehat adalah manusia yang mampu mengaktualisasikan dirinya dan mencapai kebahagiaan (Maslow)
· Manusia sehat adalah yang mampu mengalahkan kecemasan dan kebutuhan neurotiknya (Horney)
Pribadi normal dengan mental yang sehat akan bertingkah laku adekuat dan dapat diterima oleh masyarakat luas.
· Sikap hidup individu yang sehat dan normal adalah sikap yang sesuai dengan norma dan pola hidup kelompok masyarakat, sehingga ada relasi interpersonal dan intersosial yang memuaskan.
· Pribadi yang norma dengan mental sehat = integritas jasmani-rohani
Princples of Abnormal Psychology (Maslow - Mattelmen)
1. Memiliki rasa aman
2. Memiliki penilaian diri
3. Memiliki sense of emotional spontaneity
4. Realistic
5. Memiliki dorongan jamani yang positif
6. Mempunyai pengetahuan diri
7. Mempunyai tujuan hidup
8. Mampu belajar dari pengalaman
9. Konform dengan social (lingkungan)
10. Memiliki rasa kebersamaan/emansipasi namun tetap memiliki originalitas yang khas
11. Memiliki integritas sehat antara fisik dan psikis.
Pribadi normal dengan mental yang sehat selalu memperlihatkan reaksi-reaksipersonal yang tepat terhadap stimulasi eksternal (manusia makhluk sosial)
· Normalitas dan kesehatan mental ditandai:
1. Integrasi kejiwaan
2. Kesesuaian antara tingkah laku sndiri dengan tingkah laku social.
3. Adanya kesanggupan melaksanakan tugas-tugas hidup dan tanggungjawab social.
4. Efesiensi dalammenanggapi realitas hidup
· Biasanya penderita yang tidak sehat mentalnya individu yang tidak mampu atau sengaja tidak mau memikul tanggungjawab kedewasaan.
· Kehidupan masyarakat modern yang mengutamakan “Individualism, materialism, hedonism, comersialism, dan competitive yang menyebabkan individu mengalami ketegangan dan stress”.
· Semakin pesatnyaarus urbanisasi, pembangunan, industialisasi sehingga menyebabkan masayarakat menjadi kompleks. Rawan frustasi dan konflik.
· Krisi kebudayaan dan krisis ideology menyebakan perilaku mausia banyak mengalami penyimpangan.
· Ketegangan batin akan mengakibatkan rasa permusuhan, agresivitas meningkat dan temperamental, rasa rendah diri, ketakutan dan kecemasan kronik = gangguan emosional dan sakit mental.
· Perubahan social dan masa transisi yang penuh gejolak karena krisis moral saat ini terjadi di Indonesia, sehingga perlu tindakan preventif untuk mencegah timblnya gangguan mental pada masyarakat.
Dibawah ini adalah pandangan beberapa tokoh psikologi mengenai konsep manusia sehat dan sehat mental.
A. Allport
Allport mengakui bahwa masa kanak-kanak mempunyai andil dalam mewujudkan pribadi yang sehat, hanya saja hubungan itu tidak bersifat fungsional yang berkesinambungan. Menurut Allport peranan orang tua (ibu) mempengaruhi perkembangan proprium anak. Jika seorang anak mendapat kasih sayang yang cukup, perasaan aman, akan menumbuhkan identitas diri dan diri akan meluas. Demikian pula jika seorang anak yang dibesarkan dalam kondisi tidak aman, agresif, penuh tuntutan, egosentris, pertumbuhan psikologisnya berkurang. Sebagai seorang dewasa, orang itu akan dikontrol oleh dorongan masa kanak – kanak dan oleh keinginan dan konflik dan mungkin mengembangakan suatu bentuk sakit jiwa.
Karakteristik Kepribadian yang Sehat Menurut Allport
a. Memiliki kebutuhan yang terus menerus dan bervariasi serta menyukai tantangan-tatangan baru.
b. Tidak menyukai hal-hal yang rutin dan mencari pengalaman-pengalaman baru.
c. Mengambil risiko, berspekulasidan menyelidiki hal-hal baru.
d. Aktivitas yang menghasilkan ketegangan.
e. Melalui tantangan dan pengalaman baru manusia dapat bertumbuh dan berkembang.
f. Pribadi sehat berfungsi secara sadar dan menyadari sepenuhnya kekuatan-kekuatan yang membimbing dan dapat mengontrol kekuatan-kekuatan yang dimiliki.
g. Pribadi yang matang tidak dikontrol oleh traumadan konflik mas kanak-kanak.
h. Kebahagiaanbukan suatu tujuan hidup melainkan hasil dari keberhasilan integrasi kepribadian dalam mengejar inspirasi dan tujuan hidupnya.
i. Kepribadian yang sehat “prinsip penguasaan dan kemampuan” Principle of mastery and competency.
j. Proprium “Self” = Setiap pribadu memiliki keunikan masing-masing.
Bagaimana Kepribadian yang Sehat??
a) Perluasan Perasaan Diri.
Orang yang matang adalah mereka yang mengembangakan perhatian di luar dirinya. Tidak hanya sekedar berinteraksi dengan sesuatu di luar dirinya, namun ia akan berpartisipasi penuh dan total ” partisipasi otentik yang dilakukan oleh orang dalam beberapa suasana yang penting dari usaha manusia ”.
Aktivitas yang dimaksud oleh Allpport adalah yang relevan bagi diri, meningkatkan kemampuan, dan membuat kita enjoy melakukannya. Kesehatan psikologis seseorang berbanding lurus dengan peranannya terhadap aktivitas yang dilakukkan.
b) Hubungan Diri yang Hangat dengan Orang Lain
Orang yang sehat secara psikologis mampu memperlihatkan cinta terhadap orang tua, teman, dan anak . Terdapat perbedaan antara cinta orang yang neurosis dan cinta dari pribadi yang sehat. Orang yang neurosis harus menerima cinta lebih banyak daripada kemampuan mereka untuk memberinya, dan syarat akan kewajiban. Sedangkan cinta dari pribadi yang sehat adalah tanpa syarat, tidak melumpuhkan, sabar terhadap tingkah laku orang lain, serta tidak mengadili atau menghukumnya
c) Keamanan Emosional
Kepribadian yang sehat mampu menerima semua segi yang terdapat pada mereka, termasuk segala kelemahan dan kekurangan tanpa menyerah secara pasif. Orang yang sehat mampu hidup dengan segi lain dalam kodratnya, dengan memilki sedikit konflik, baik dengan diri sendiri terlebih dengan masyarakat. Kepribadian yang sehat juga mampu menerima emosi – memosi manusia; bukan tawanan dari rasa emosinya. Mereka juga mampu mengontrol emosi, sehingga tidak mengganggu aktivitas antar pribadi. Kualitas lain dari keamana emosional adalah ” sabar terhadap kekecewaan ”. Orang yang sehat akan sabar dalam menghadapi kemunduran, tidak menyerah pada kekecewaan, melainkan mampu memikirkan jalan keluar untuk mencapai tujuan.
d) Persepsi realistis
Orang yang sehat memandang dunia mereka secara objektif. Mereka tidak memepercaai bahwa orang di luar dirinya dan lingkungan bersikap kurang bersahabat atau semuanya baik menurut prasangka pribadi terhadap realitas
e) Keterampilan dan Tugas
Keberhasilan dalam pekerjaan menunjukkan keterampilan dan bakat tertentu. Menurt Allport orang yang sehat tidak akan tidak mengarahkan keterampilan pada pekerjaan. Komitmen pada orang sehat begitu kuat sehingga mengantarkan mereka pada kesanggupan menenggelamkan semua pertahanan yang berhubungan dengan ego dan dorongan ketika terbenam dalam pekerjaan
Pekerjaan dan tanggung jawab memberikan arti dan perasaan kontinuitas hidup. Kematangan dan kesehatan psikologis tidak akan tercapai tanpa melakaukan aktivitas yang penting dan melakukannya dengan penuh dedikasi, komitmen, dan keterampilan – keterampilan.
f) Pemahaman Diri
Usaha untuk memahami diri secara obyektif mulai pada awal kehidupan dan tidak akan pernah berhenti, tetapi ada kemungkinan mencapai suatu tingkat pemahaman diri (self-objectification) tertentu yang berguna dalam setiap usia. Tentunya kepribadian yang sehat akan mencapai suatu tingkat pemahaman diri yang lebih tinggi daripada orang-orang yang neurotis.
Orang yang memiliki tingkat pemahaman diri yang tinggi atau wawasan diri tidak mungkin memproyeksikan kualitas-kualitas pribadinya yang negatif kepada orang lain. Biasanya orang seperti ini akan diterima dengan lebih baik oleh orang lain. Allport mengatakan bahwa orang yang memiliki wawasan diri yang lebih baik adalah lebih cerdas daripada orang yang memiliki wawasan diri yang kurang.
g) Filsafat Hidup yang Mempersatukan
Orang yang sehat tentunya akan melihat ke depan, yang didorong oleh tujuan-tujuan dan rencana-rencana jangka panjang. Menurut Allport, dorongan yang mempersatukan adalah arah (directness), dan lebih terlihat pada kepribadian yang sehat daripada orang yang neorotis. Arah akan membimbing semua segi kehidupan seseorang menuju suatu tujuan serta memberikan seseorang alasan untuk hidup.
Kerangka untuk tujuan khusus itu adalah ide tentang nilai-nilai. Menurut Allport nilai-nilai sangat penting bagi perkembangan suatu filsafah hidup yang mempersatukan. Suara hati juga ikut berperan dalam suatu filsafah hidup yang mempersatukan. Allport berpendapat bahwa, terdapat perbedaan antara suara hati yang matang dan suara hati yang tida matang atau neurotis. Suara hati yang matang adalah suatu perasaan kewajiban dan tanggung jawab terhadao diri sendiri dan kepada orang lain, dan mungkin berakar dalam nilai-nilai agama atau etis, sedangkan suara hati yang tidak matang sama seperti sura hati kanak-kanak yang patuh dan membudak, penuh dengan pembatasan dan larangan yang dibawa dari masa kanak-kanak kedalam masa dewasa.
B. Carl Rogers
Orang yang sehat menurut Rogers adalah orang yang bisa mengaktualisasikan dirinya. Aktualisasi diri terjadi berkesinambungan, tidak statis. Aktualisasi diri adalah suatu proses yang sulit dan terkadang menyakitkan. Berkembangnya konsep diri yang sehat tergantung dari pengalman masa kecil anak akan pnerimaan dan cinta kasih (ibu).
a) Terdapat tiga gambaran umum aktualisasi diri
1. Aktualisasi diri bukanlah merupakan keadaan yang menetap, melainkan suatu proses yang kontinu.
2. Aktualisasi diri merupakan proses yang sukar bahkan terkadang menyakitkan sehingga diperlukan keberanian untuk menjalaninya. Hal ini juga menunjukkan bahwa orang yang mengaktualisasikan diri tidaklah berbahagia di setiap masanya. Kebahagiaan itu akan timbul sebagai efek dari aktualisasi diri ini.
3. Orang yang mengaktualisasikan diri adalah benar-benar diri mereka sendiri dan tidak bersembunyi di balik topeng ataupun menyembunyikan sebagian dari dirinya.
b) Di samping ketiga hal umum tersebut, lima tanda-tanda orang yang melakukan aktualisasi diri adalah sebagai berikut:
1. Terbuka pada pengalaman
Orang yang tidak mengembangkan penghargaan positif bersyarat akan mengembangkan sikap yang terbuka pada pengalaman. Pengalaman tidak hanya diterima namun juga dimanfaatkan untuk mengembangkan persepsi dan ungkapan baru. Saat mengalami pengalaman, orang yang demikian lebih mengalami emosi yang lebih kuat, baik emosi positif maupun negatif, dibanding orang yang defensif.
2. Kehidupan eksistensial
Orang yang berfungsi sepenuhnya, aktualisasi diri, akan hidup sepenuhnya dalam setiap momen kehidupan karena ia terbuka pada setiap pengalaman. Ia tidak akan beperasangka dan mudah menyesuaikan diri terhadap pengalaman sehingga tidak harus memanipulasi apa yang dialaminya. Menurut Rogers, kehidupan eksistensial ini merupakan ciri terpenting kepribadian yang melakukan aktualisasi diri/keperibadian yang sehat.
3. Kepercayaan terhadap organisme orang sendiri
Orang yang mengaktualisasikan diri akan terbuka pada pengalaman sehingga ia menerima semua informasi yang ada, bahkan dari segi selain pikirannya. Organismenya secara keseluruhan, baik sadar dan tak sadar, faktor emosional maupun intelektual, akan menyerap semua informasi yang diterima. Hal ini menjadikannya dalam membuat keputusan dapat mempercayai organismenya sendiri, intuisinya, impuls-impuls yang timbul seketika. Ia menjadi spontan namun tidak terburu-buru (tidak mempertimbangkan konsekuensi tindakan). Ia percaya dirinya sendiri.
4. Persaaan bebas
Orang yang sehat dapat memilih dengan bebas dapat memilih dengan bebas tanpa rintangan atau paksaan antara alternatif pikiran dan tindakan. Ia memiliki perasaan berkuasa secara peribadi mengenai kehidupan. Karena merasa bebas dan berkuasa, ia menjadi mampu melihat banyaknya pilihan dalam kehidupan dan mampu melakukan pilihan-pilihan tersebut sesuai kehendaknya.
5. Kreativitas
Dengan ciri-ciri di atas membawa akibat yaitu orang yang sehat adalah orang yang kreatif. Kreativitas dan spontanitas orang yang mengaktualisasikan diri menjadikannya pantas untuk menjadi barisan depan dalam proses evolusi manusia.
c) Menurut rogers manusia yang rasional dan sadar, tidak dikontrol oleh peristiwa-peristiwa pada masa kanak-kanak. Pengalaman-pengalaman masa lampau mempengaruhi cara bagaimana kita memandang masa sekarang yang pada gilirannya mempengaruhi tingkat kesehatan psikologis kita.
d) Positive Regard, suatu kebutuhan yang memaksa dan dimiliki semua orang. Semua anak terdorong untuk mencari positive regard. Akan tetapi tidak setiap anak akan menemukan kepuasan yang cukup akan kebutuhan yang ini. Anak puas kalau dia menerima kasih sayang, cinta, dan persetujuan dari orang lain, tetapi ia akan kecewa kalau dia menerima celaan dan kurang mendapat cinta dan kasih sayang.
e) Self concept yang berkembang dari anak itu sangat dipengaruhu oleh ibu. Namun jika si-ibu tidak memberikan positive regard kepada anak, anak akan menjadi peka terhadap suatu tanda penolakan. Dalam hal ini anak mengharapkan bimbingan dan tingkah lakunya dari orang lain, bukan dari dirinya sendiri. Karena ia telah merasa kecewa, maka kebutuhan positive regard sekarang bertambah kuat, anak bekerja keras untuk positive regard dengan mengorbankan aktualisasi diri.
f) Kasih sayang yang diterima anak adalah syarat tingkah laku yang baik. Karna ia mengembangkan conditional positive regard maka ia menginternalisasikan sikap-sikap ibu dan menerapkannya pada dirinya sendiri. Dalam keadan ini berarti bahwa anak itu merasa suatu perasaan harga dirinya dalam syarat-syarat tertentu.
g) Syarat utama timbulnya kepribadian sehat adalah penerimaan “penghargaan positif tanpa syarat” (unconditional positive regard) pada masa kecil. Hal ini berkenbang apabila ibu memberikan cinta dan kasih sayang tanpa memperhatikan anak bertingkah laku. Cinta yang diberikan debgan bebas ini bagi anak itu menjadi sekumpulan norma dan standar yang diinternalisasikan.
h) Unconditional positive regard tidak menghendaki bahwa semua pengekangan terhadap tingkah laku anak tidak ada; tidak berarti bahwa anak diperbolehkan melakukan apa saja yang diinginkan tanpa dinasihati.
C. Erich Fromm
Fromm melihat kepribadian hanya sebagai suatu produk kebudayaan. Karena itu dia percaya bahwa kesehatan jiwa harus di definisikan menurut bagaimna baik nya masyarakat menyesuaikan diri dengan kebutuhan-kebutuhan dasar semua individu, bukan menurut bagaimana baiknya individu-individu menyesuaikan diri dengan masyarakat. Karena itu kesehatan psikologis tidak begitu banyak merupakan usaha masyarakat. Faktor kunci ialah bagaimana suatu masyarakat memuaskan secukupnya kebutuhan-kebutuhan manusia.
a) Suatu masyarakat yang tidak sehat atau sakit menciptakan permusuhan, kecurigaan, ketidakpercayaan dalam anggota-anggotanya, dan merintangi pertumbuhan penuh dari setiap individu. Suatu masyarakat yang sehat membiarkan anggota-anggotanya mengembangkan cinta satu sama lain, menjadi produktif yang kreatif, mempertajam dan memperhalus tenaga pikiran dan objektivitasnya dan mempermudah timbulnya individu-individu yang berfungsi sepenuhnya. Tetapi apabila kekuatan-kekuatan sosial mencampuri kecenderungan kodrati untuk pertumbuhan, akibatnya ialah tingkah laku irasional dan neurotis, masyarakat-masyarakat yang sakit menghasilkan orang-orang yang sakit.
b) Fromm melukiskan hakikat keadaan manusia sebagai kesepian dan ketidakberartian. Menurut Fromm, kita adalah makhluk yang unik dan kesepian. Sebagai akibat evolusi kita dari binatang-binatang yang lebih rendah, kita tidak lagi bersatu dengan alam, kita telah mengatasi alam. Tidak seperti tingkah laku binatang, tingkah laku kita tidak terikat pada mekanisme-mekanisme instinktif. Akan tetapi perbedaan yang sangat penting antara manusia dan binatang yang lebih rendah terletak pada kemampuan kita akan kesadaran diri, pikiran, dan khayal. Kita mengetahui bahwa kita akhirnya tidak berdaya, kita akan mati, dan terpisah dari alam.
c) Dorongan Kepribadian yang sehat. Sebagai organisme yang hidup, kita didorong untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhan fisiologis dasar akan kelaparan, kehausan, dan seks. Apa yang penting dalam mempengaruhi kepribadian ialah kebutuhan-kebutuhan psikologis. Semua manusia sehat dan tidak sehat didorong oleh kebutuhan-kebutuhan tersebut, perbedaan antara mereka terletak dalam cara bagaimana kebutuhan-kebutuhan ini dipuaskan. Orang-orang yang sehat memuaskan kebutuhan-kebutuhan psikologis secara kreatif dan produktif. Orang-orang yang sakit memuaskan kebutuhan-kebutuhan tersebut dengan cara-cara irasional.
d) Fromm mengemukakan lima kebutuhan yang berasal dari dikotomi kebebasan dan keamanan :
1. Hubungan
Fromm percaya bahwa pemuasan kebutuhan untuk berhubungan atau bersatu dengan orang-orang lain ini sangat penting untuk kesehatan psikologis. Ada beberapa cara untuk menemukan hubungan. Beberapa cara adalah destruktif (tidak sehat), dan cara-cara lainnya konstruktif (sehat). Seseorang dapat berusaha untuk bersatu dengan dunia dengan bersikap tunduk kepada orang lain, kepada suatu kelompok, atau kepada sesuatu yang ideal, seperti Tuhan. Dengan menundukan diri, orang tidak lagi sendirian, tetapi menjadi milik dari seseorang atau sesuatu yang lebih besar daripada dirinya sendiri. Kemungkinan lain seseorang dapat berusaha untuk berhubungan dengan dunia dengan menguasainya, dengan memaksa orang-orang lain tunduk kepadanya. Cara yang sehat untuk berhubungan dengan dunia adalah melalui cinta. Cinta memuaskan kebutuhan akan keamanan dan juga menimbulkan sesuatu perasaan integritas dan individualitas. Fromm tidak mendefinisikan cinta semata-mata dalam pengertian erotis, definisinya meliputi cinta orangtua terhadap anak, cinta kepada diri sendiri, dan dalam pengertian yang lebih luas, solidaritas dengan semua orang dan mencintai mereka.
2. Trasendensi
Fromm percaya bahwa dalam perbuatan menciptakan (anak-anak, ide-ide, kesenian, atau barang-barang material) manusia mengatasi kodrat eksistensi yang pasif dan aksidental, dengan demikian mencapai suatu perasaan akan maksud dan kebebasan. Menciptakan ialah cara ideal atau sehat untuk melebihi keadaan binatang yang pasif yang tidak diterima oleh manusia karena kemampuan pikiran dan daya khayalnya. Tetapi apa yang terjadi apabila seseorang tidak mampu menjadi kreatif ? kebutuhan akan transendensi harus dipuaskan apabila tidak dengan suatu cara yang sehat maka dengan suatu cara yang tidak sehat. Fromm percaya bahwa jalan lain untuk kreativitas ialah destruktivitas. Destruktivitas , misalnya kreativitas, merupakan suatu keterlibatan aktif dengan dunia. Inilah satu-satunya pilihan yang dimiliki seseorang, yakni menciptakan atau membinasakannya, mencintai atau membenci, tidak ada cara-cara lain untuk mencapai transendensi. Destruktivitas dan kreativitas keduanya berakar secara mendalam pada kodrat manusia. Akan tetapi, kreativitas merupakan potensi utama dan menyebabkan kesehatan psikologis.
3. Berakar
Cara yang ideal adalah membangun suatu perasaan persaudaraan dengan sesama umat manusia, suatu perasaan keterlibatan, cinta, perhatian, dan partisipasi dalam masyarakat. Perasaan solidaritas dengan orang-orang lain ini memuaskan kebutuhan untuk berakar, untuk berkoneksi da berhubungan dengan dunia. Cara yang tidak sehat untuk berakar ialah dengan memelihara ikatan-ikatan sumbang masa kanak-kanak dengan ibu. Sedikit banyak, orang yang demikian tidak pernah sanggup meninggalkan rumah dan terus berpegang teguh pada keamanan ikatan-ikatan keibuan. Ikatan-ikatan sumbang dapat meluas melampaui hubungan anak-ibu dan memasukan seluruh kelompok keluarga. Dengan mepertahankan ikatan-ikatan sumbang dalam setiap tingkat, seseorang menutup pengalaman-pengalaman tertentu dan membatasi cinta dan solidaritas hanya untuk beberapa manusia. Situasi ini tidak membiarkan perhatian, pembagian, dan partisipasi penuh dengan dunia pada umumnya yang merupakan suatu syarat untuk kesehatan psikologis. Seseorang yang hanya mencintai beberapa orang, yang merasakan suatu perasaan persaudaraan dengan suatu bagian kemanusiaan yang terbatas, tidak sanggup mengembangkan seluruh potensi manusianya.
4. Perasaan identitas
Manusia juga membutuhkan suatu perasaan identitas sebagai individu yang unik, suatu identitas yang menempatkannya terpisah dari orang-orang lain dalam hal perasannya tentang dia, siapa dan apa. Cara yang sehat untuk memuaskan kebutuhan ini adalah individualitas, proses dimana seseorang mencapai suatu perasaan tertentu tentang identitas diri. Sejauh mana kita masing-masing mengalami suatu perasaan yang unik tentang diri (selfhood) tergantung pada bagaimana kita berhasil memutuskan iaktan-ikatan sumbang dengan keluarga, suku, atau bangsa kita. Orang-orang dengan perasaan individualitas yang berkembang baik mengalami diri mereka seperti lebih mengontrol kehidupan mereka sendiri, dan kehidupan mereka tidak dibentuk oleh orang-orang lain. Dengan cara ini, identitas ditentukan berdasarkan kualitas-kualitas suatu kelompok, bukan berdasarkan kualitas-kualitas diri. Dengan melekat pada norma-norma, nilai-nilai, dan tingkah laku kelompok-kelompok itu, seseorang benar-benar menemukan semacam identitas.
5. Kerangka orientasi
Dasar yang ideal untuk kerangka orientasi adalah pikiran, yakni sarana yang digunakan seseorang untuk mengembangkan suatu gambaran realistis yang objektif tentang dunia. Yang terkandung dalam hal ini ialah kapasitas untuk melihat dunia (termasuk diri) secara objektif, untuk menggambarkan dunia dengan tepat dan tidak mengubahnya dengan lensa-lensa subjektif dari kebutuhan-kebutuhan dan ketakutan-ketakutan orang sendiri. Fromm sangat mementingkan persepsi objektif tentang kenyataan. Semakin objektif persepsi kita, semakin juga kita berhubungan dengan kenyataan, jadi semakin matang dan semakin tangkas pula kita dalam menanggulangi dunia luar. Pikiran harus dikembangkan dan diterapkan dalam semua segi kehidupan. Suatu yang kurang ideal dalam membangun suatu kerangka orientasi adalah lewat irasionalitas. Hal ini, meyangkut suatu pandangan subjektif tentang dunia, peristiwa-peristiwa, dan pengalaman-pengalaman dilihat tidak menurut apa adanya tetapi menurut apa yang diinginkan orang terhadapnya. Tentu saja, suatu kerangka subjektif juga memberikan suatu gambaran dunia. Meskipun kerangka subjektif mungkin merupakan khyalan tetapi tetap riil bagi individu yang mempertahankannya.
· Kodrat Manusia yang Sehat. Orang-orang yang demikian mencintai sepenuhnya, kreatif, memiliki kemampuan-kemampuan pikiran yang sangat berkembang, mengamati dunia dan diri secara objektif, memiliki suatu perasaan identitas yang kuat, berhubungan dan berakar dengan dunia, subjek atau pelaku dari diri dan nasib, dan bebas dari ikatan-ikatan sumbang.
· Fromm menyebut kepribadian yang sehat adalah orientasi produktif. Konsep itu menggambarkan penggunaan yang sangat penuh atau realisasi dari potensi manusia. Dengan menggunakan kata “orientasi”, Fromm menunjukkan bahwa kata itu merupakan suatu sikap umum atau segi pandangan yang meliputi semua segi kehidupan, renspons-respons intelektual, emosional, dan sensoris terhadap orang-orang, benda-benda, dan peristiwa-peristiwa didunia dan terhadap diri.
· Menjadi produktif berarti orang menggunakan semua tenaga dan potensinya. Kata “produktif” mungkin menyesatkan karena kita cenderung memikirkan kata itu dalam pengertian manghasilkan sesuatu seperti barang-barang material, karya-karya seni atau ide-ide. Fromm mengartikan kata itu jauh lebih luas daripada ini. Mungkin berguna kalau memikirkan produktivitas itu sinonim dengan berfungsi sepenuhnya, mengaktualisasikan diri, mencintai, keterbukaan, dan mengalami. Orang-orang sehat menciptakan diri mereka dengan melahirkan semua potensi mereka, dengan menjadi semua menurut kesanggupan mereka, dengan memenuhi semua kapasitas mereka.
· Kepribadian Produktif menurut Fromm:
1) Cinta yang produktif,
Karena cinta yang produktif menyangkut empat sifat yang menantang perhatian, tanggung jawab, respek dan pengetahuan. Mencintai orang-orang lain berarti memperhatikan (dalam pengertian memelihara mereka), sungguh-sungguh memperhatikan kesejahteraan mereka, dan membantu pertumbuhan dan perkembangan mereka. Hal ini berarti memikul tanggung jawab untuk orang-orang lain, dalam pengertian mau mendengarkan kebutuhan-kebutuhan mereka juga orang-orang yang dicintai dipandang dengan respek dan menerima individualitas mereka, mereka dicintai menurut siapa dan apa adanya. Dan untuk menghormati mereka, kita harus memiliki pengetahuan penuh terhadap mereka, kita harus memahami mereka siapa dan apa secara objektif.
2) Pikiran yang produktif,
Pikiran yang produktif meliputi kecerdasan, pertimbangan, dan objektivitas. Pemikir produktif didorong oleh perhatian yang kuat terhadap objek pikiran. Pemikir yang produktif dipengaruhi olehnya dan memperhatikannya. Fromm percaya bahwa semua penemuan dan wawasan yang hebat melibatkan pikiran objektif, dimana pemikir-pemikir didorong oleh ketelitian, dan perhatian untuk menilai secara objektif seluruh masalah.
3) Kebahagiaan,
Orang-orang yang produktif ialah orang-orang yang berbahagia. Fromm menulis bahwa suatu perasaan kebahagian merupakan bukti bagaimana berhasilnya seseorang “dalam seni kehidupan”. Kebahagiaan merupakan prestasi (kita) yang paling hebat. Fromm membedakan dua tipe suara hati otoriter dan suara hati humanistis.
4) Suara hati.
Suara hati otoriter adalah penguasa dari luar yang diinternalisasikan, yang memimpin tingkah laku orang itu. Penguasa itu dapat berupa orang tua, Negara, atau suara kelompok lainnya yang mengatur tingkah laku melalui ketakutan orang itu terhadap hukuman karena melanggar kode moral dari penguasa. Suara hati humanistis ialah suara dari diri dan bukan dari suatu perantara dari luar. Pedoman kepribadian sehat untuk tingkah laku bersifat internal dan individual. Orang bertingkah laku sesuai dengan apa yang cocok untuk berfungsi sepenuhnya dan menyingkap seluruh kepribadian, tingkah laku-tingkah laku yang menghasilkan rasa persetujuan dan kebahagiaan dari dalam. Jadi, kepribadian yang sehat dan produktif memimpin dan mengatur diri sendiri.
D. Abraham Maslow
Menurut Maslow, setiap individu memiliki potensi untuk berkembang (Personal growth). Dalam menjelaskan kebutuhan manusia, Maslow membntuk hirarki kebutuhan menjadi:
1. Kebutuhan Fisiologis
2. Kebutuhan Rasa aman
3. Kebutuhan Kasih sayang
4. Kebutuhan Penghargaan
5. Aktualisasi Diri
· Kepribadian normal ditandai oleh unitas, integrasi, konsistensi, dan koherensi. Organisasi adalah keadaan normal, dan disorganisasi berarti patologik.
· Organisme dapat dianalisis dengan membedakan tiap bagiannya, tetapi tidak ada bagian yang dapat dipelajari dlam isolasi. Keseluruhan berfungsi menurut hukum-hukum yang tidak terdapat dalam bagian-bagian.
· Organisme memiliki satu drive yang berkuasa, yaki aktualisasi diri (self actualization). Orang berjuang tanpa henti (continuous) untuk merealisasi potensi inheren yang dimilikinya pada ranah mana pun ynag terbuka baginya.
· Pengaruh lingkungan eksternal pada perkembangan normal bersifat minimal. Potensi organisme, jika bisa terkuak di lingkungan yang tepat, akan menghasilkan kepribadian yang sehat dan integral.
· Penelitian yang komprehensif terhadap satu orang lebih berguna daripada penelitian ekstensif terhdap banyak orang mengenai fungsi piskologis yang diisolir.
· Kebutuhan dasar disebut deficiency need. Karena kegagalan untuk memuaskan kebutuhan dasar mengakibatkan individu merasakan kekurangan sesuatu.
· Kebutuhan meta disebut being need. Karena kebutuhan memberikan sumbangan yang lebih besar untuk tumbuh dan berkembang, dalam bentuk kesehatan yang lebih baik, usia panjang, dan memperluas efisiensi biologis.
· Perbedaan kepuasan antara kebutuhan dasar dengan kebutuhan meta: kebutuhan yang lebih rendah hanya menghasilkan kepuasan biologis. Sedangkan kebutuhan yang lebih tinggi memberi kepuasan biologis dan psikologis karena menghasilkan kebahagiaan yang mendalam, kedamaian jiwa, dan kebutuhan kehidupan batin.
· Kebutuhan yang lebih tinggi bersifat lebih kompleks, maksudnya kepuasan pada kebutuhan yang lebih tinggi melibatkan lebih banyak persyaratan dan lebih kompleks dibanding kepuasan pada tingkat yang lebih rendah. Misalnya, usaha memperoleh aktualisasi diri memerlukan prasyarat: semua kebutuhan sebelumnya telah dipuaskan dan melibatkan tingkah laku yang lebih rumit dan canggih dibanding usaha mendapat makanan.
· Kebutuhan fisiologis bersifat homeostatis maksudnya, yt : umumnya kebutuhan fisiologis bersifat homeostatik (usaha menjaga keseimbangan unsur-unsur fisik) seperti makan, minum, serta kebutuhan istirahat dan seks. Kebutuhan fisiologis ini sangat kuat, dalam keadaan absolut, semua kebutuhan lain ditinggalkan dan orang mencurahkan semua kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan ini.
· Kegagalan memenuhi kebutuhan ditunjuk sebagai penyebab utama psikopatologi, karena pengalaman kasih sayang anak-anak menjadi dasar perkembangan kepribadian yang sehat. Gangguan penyesuaian bukan disebabkan oleh frustasi keinginan sosial, tetapi lebih karena tidak adanya keintiman psikologik dengan orang lain.
Ciri” pribadi yang sehat menurut Abraham maslow:
1. Menerima realitas secara tepat
Orang-orang yang sangat sehat mengamati objek-objek dan orang-orang di dunia sekitarnya secara objektif, teliti terhadap arang lain, mampu menemukan denagn cepat penipuan dan ketidakjujuran. Mereka bersandar semata-mata pada keputusan dan persepsi mereka sendiri serta tidak terdapat pandangan-pandangan yang berat sebelah atau prasangka-prasangka.
Kepribadian-kepribadian yang tidak sehat mengamati dunia menurut ukuran-ukuran subyektif mereka sendiri, memaksa dunia untuk mencocokannya dengan bentuk ketakutan-ketakutan, kebutuhan-kebutuhan dan nilai-nilai. Semakin objektif kita mampu menggambarkan kenyataan, maka semakin baik kemampuan kita untuk berpikir secara logis, untuyk mencapai kesimpulan-kesimpulan yang tepat, dan pada umumnya untuk menjadi efisien secara intelektual.
2. Menerima diri dan orang lain apa adanya
Orang-orang yang mengaktualisasikan diri menerima diri mereka. Kelemahan-kelemahan dan kekuatan-kekuatan mereka tanpa keluhan atas kesusahan. Sesungguhnya, mereka tidak terlampau banayk memikirkannya. Meskipun individu-individu yang sangat sehat ini memiliki kelemahan–kelemahan atau cacat-cacat, tetapi mereka tidak merasa malu atau merasa bersalah terhadap hal-hal tersebut. Karena orang-orang sehat ini begitu menerima kodrat mereka, maka mereka tidak harus mengubah atau memlsukan diri mereka. Mereka santai dan puas denagn diri mereka dan penerimaan ini berlaku bagi semua tingkat kehidupan.
Sebaliknya, orang-orang neurotis dilumpuhkan oleh persaan malu atau perasaan salah atas kelemahan-kelemahan dan kekurangan-kekurangan mereka, begitu di hantui sehingga mereka mengalihkan waktu dan energi dari hal-hal yang lebih konstuktif.
3. Bertidak secara spontan dan alamiah, tidak dibuat-buat
Pengaktualisasian diri bertingkah laku secara terbuka dan langsung tanpa berpura-pura. Kita dapat mengatakan bahwa orang-orang ini bertingkah laku secara kodrati yakni sesuai dengan kodrat mereka.
Dalam situasi dimana ungkapan perasaan yang wajar dan jujur dapat menyakitkan orang lain, atau dimana hal tersebut tidak penting, maka untuk sementara mereka mengekang persaaan-perasaan itu. Jadi, mereka tidak sengaja menjadi tidak konvensional atau memberontak, mereka tidak mau mencari kesenangan dalam mencemoohkan dengan sengaja aturan-aturan dan adapt-adat social. Akan tetapi dalam situasi di mana menaruh hormat kepada kebiasaan social mengganggu apa yang dianggap penting oleh orang-orang yang sehat, mereka tidak ragu menentang kebiasaan tersebut. Lagi pula mereka sendiri adalah wajar dan sederhana, merasa yakin dan aman, serta tidak konvensioanal dengan tidak bersikap agresif dan memberontak.
4. Memusatkan pada masalah-masalah bukan pada perseorangan
Orang yang mengaktualisasikan diri mencintai pekerjaan mereka dan berpendapat bahwq pekerjaan itu tentu saja cocok untuk mereka. Pekerjaan mereka adalah sesuatu yang ingin mereka lakukan; tentu, sesuatu yang harus mereka lakuakn tidak semata-mata suatu pekerjaan untuk mendapat penghasilan.
Mereka tidak melakukan pekerjaan untuk mendapatkan uang,popularitas atau kekuasaan, tetapi karena pekerjaan itu memuaskan metakebutuhan. Menantang dan mengembangakan kemampuan-kemempuan mereka, menyebabkan mereka bertumbuh sampai pada tingkat potensi mereka yang paling, dan membantu merumuskan pengertian mereka tentang diri mereka siapa dan apa.
5. Memiliki kekuasaan dan tidak bergantung pada orang lain
Orang-orang yang mengaktualisasikan diri memiliki suatu kebutuhan yang kuat untuk pemisahan dan kesunyian. Mereka tidak tergantung pada orang-orang lain untuyk kepuasan mereka dan dengan demikian mungkin mereka menjauhkan diri dan tidak ramah. Tingkah laku dan perasaan meeka sangatt egosentris dan terarah kepada dir mereka sendiri.
Sebaliknya, orang-orang neuorotis biasanya snagat emosional tergantung pada orang-orang lain untuk kepuasan dimana mereka tidak mampu menghasilkan untuk diri mereka.
6. Memiliki ruang untuk diri pribadi
Pengaktualisasian diri untuk berfungsi secara otonom terhadap lingkungan social dan fisik. Kepribadian-kepribadian yang sehat dapat berdiri sendiri dan tingkat otonomi mereka yang tinggi menaklukan mereka, agak tidak mempan terhadap krisis atau kerugian. Kemalangan-kemalangan yang dapat mengahncurkan orang-orang yang sehat mungkin hamper tidak dirasakan oleh mereka. Mereka mempertahankan suatu ketenangan dasar di tengah apa yang dilihat oleh orang-orang yang kurang sehay sebagai malapetaka.
7. Menghargai dan terbuka akan pengalaman-pengalaman dan kehidupan baru
Menghargai pengalaman-pemgalaman tertentu bagaimanapun seringnya pengalaman itu terulang, dengan suatu perasaan kenikmatan yang segar, perasaan terpesona dan kagum. Suatu pandangan yang bagus atau menyegarkan terhadap dorongan setiap hari untuk bekerja. Sebagai akibatnya, mereka merasa kurang pasti, tetapi senantiasa berterima kasih terhadap apa yang mereka miliki dan dapat mereka alami.
8. Memiliki pengalaman-pengalaman yang memuncak
Dimana orang-orang yang mengaktualisasikan diri mengalami ekstase, kebahagiaan, perasaan terpesona yang hebat dan meluap-luap, sama seperti pengalaman-pengalaman keagamaan yang mendalam.
Maslow menunjukan bahwa tidak semua pengalaman puncak itu sangat kuat; dapat juga ada pengalaman- pengalaman yang ringan. Pengalaman- pengalaman yang ringan ini kadang- kadang dapat terjadi pada kita semua. Akan tetapi individu yang lebih sehat memiliki pengalaman-pengalaman puncak lebih sering dari pada orang- orang biasa, dan mungkin sering kali terjadi setiap hari.
9. Memiliki identitas sosial dan minat sosial yang kuat
Pengaktualisasian diri memiliki perasaan empati dan afeksi yang sangat kuat dan dalam terhadap semua manusia, juga suatu keinginan untuk membantu kemanusiaan.. Mereka adalah anggota dari satu keluarga (manusia) dan memiliki suatu perasaan persaudaraan dengan setiap anggota lain dalam keluarga.
Orang- orang yang sehat mengetahui bahwa mereka dapat mencapai hal- hal dengan lebih baik daripada orang-orang lain dan bahwa mereka melihat dan memahamii hal- hal itu dengan lebih jelas.mereka mungkin kerapkali merasa tertekan atau marah karena tingkah laku orang- orang lain yang bodoh, lemah, atau kasar tetapi mereka cepat memahami dan memaafkannya.
10. Memiliki relasi yang akrab dengan beberapa teman
Mampu mengadakan hubungan yang lebih kuat dengan orang- orang lain daripada orang- orang yang memiliki kesehatan jiwa yang biasa.mereka memiliki cinta yang lebih besar dan persahabatan yang lebih dalam, dan identifikasi yang lebih sempurna dengan individu-individu lain.
Meskipun orang- orang yang akrab dengan mereka adalah kecil, namun aktualisasi diri berbudi baik dan sabar terhadap orang- orang lain, khusunya terhadap anak- anak.mereka membenci dan kejam terhadap orang yang kritis, congkak atau sombong.
Cinta mereka bukan cinta yang egoistic, dimana membari cinta sekurang- kurangnya sama pentingnya dengan menerima cinta dimana perhatian seseorang terhadap pertumbuhan dan perkembangan orang lain adalah sebanyak perhatian terhadap pertumbuhan diri sendiri.
11. Mengarah pada nilai-nilai demokratis
Orang yang sehat membiarkan dan menerima semua orang tanpa memperhatkan kelas social, tingkat pendidikan, golongan politik atau agama, ras, atau warna kulit.mereka sangat siap mendengarkan atau belajar dari dari siapa saja yang dapat mengajarkan sesuatu kepada mereka.
12. Memiliki nilai-nilai moral yang tangguh
Dapat membedakan dengan jelas antara sarana dan tujuan. Bagi mereka, tujuan atau cita- cita jauh lebih penting daripada sarana untuk mencapainya.mereka juga sanggup membedakan antara baik dan buruk, benar dan salah. Orang yang kurang sehat kerapkali bingung atau tidak konsisten dalam hal- hal etis, terombang- ambing, atu berganti-ganti antara benar dan salah menurut keuntungannya.
13. Memiliki rasa humor yang tinggi
Orang-orang yang kurang sehat menertawakan 3 macam humor, humor permusuhan yang menyebabkan seseorang merasa sakit, humor superioritas yang mengambil keuntungan dari rasa rendah diri dari orang lain atau kelompok dan humor pemberontakan terhadap penguasa yang berhubungan dengan suatu situasi Oedipus atau percakapan cabul. Humor pengaktualisasi-pengaktualisasi diri bersifat filosofis, humor yang menertawakan manusia, pada umumnya, tetapi bukan kepada seseorang yang khusus. Humor ini kerap kali bersifat intruktif, yang dipakai langsung kepada hal yang dituju dan juga menyimpulkan tertawa
14. Menemukan hal-hal baru, ide-ide segar, dan kreatif
Kreatifitas merupakan suatu sifat yang diharapkan seseorang dari pengaktualisasi- pengaktualisaasi diri mereka adalah asli, inventif, dan inovatif, meskipun tidak selalu dalam pengertian menghasilkan suatu karya seni. Maka kreatifitas lebih merupakan suatu sikap, suatu ungkapan kesehatan psikologis dan lebih mengenai cara bagaimana kita mengamati dan beraksi terhadap dunia dan bukan mengenai hasil-hasil yang sudah selesai dari suatu karya seni.
15. Memiliki integritas tinggi yang total
Pengaktualisasi – pengaktualisasi diri dapat berdiri sendiri atau pun otonom, mampu melawan dengan baik pengaruh- pengaruh social, untuk berpikir atau bertindak menurut cara- cara tertentu. Akan tetapi mereka tidak terus terang menenrang kebudayaan. Daftar kualitas-kualitas pribadi yang hebat ini mungkin tampaknya seperti suatu pernyataan yang berlebihan atau karikatur dari kepribadian yang sangat sehat.
E. Carl Gustav Jung
Dalam pendekatannya terhadap kepribadian Jung menyatakan bahwa kekuatan-kekuatan ketidaksadaran yang lebih dalam dan tersembunyi bukan hanya pengalaman yang dikumpulkan manusia dalam hidup, tetapi juga pengalaman-pengalaman yang telah dikumpulkan oleh semua anggota spesies manusia dan nenek moyang binatangnya. Setiap manusia punya Persona tetapi, persona bias menjadi bumerang dan berbahaya jika individu yakin dan persona yang dipakainya itu adalah kodrat dirinya= tidak sehat.
a) Aspek psikis terdiri dari beberapa komponen, ialah: alam bawah sadar personal, yaitu bentukan pengalaman tertentu yang di represi. Dan, alam bawah sadar kolektif, yang isinya berupa arketipe. Arketipe sendiri yang tipikal mencakup beberapa hal, diantaranya: persona, shadow, anima-animus dan self.
b) Persona secara harafiah berarti topeng.Berfungsi untuk merepresentasikan sisi kepribadian yang di tunjukkan kepada dunia. Artinya, segenap tingkah-laku / ‘wajah’ yang kita hadapkan pada dunia berdasar peran-peran tertentu yang diterima oleh lingkungan. Misal, seorang psikolog musti mampu membaca kepribadian orang dan harus menjadi contoh kepribadian yang sehat.
c) Shadow adalah arketipe kegelapan dan represi yang merepresentasikan kualitas-kualitas yang tidak ingin kita akui dan berusaha kita sembunyikan dari orang lain.. bahkan dari diri sendiri.
d) Anima adalah sisi feminin seorang laki-laki, sedangkan animus adalah sisi maskulin dari seorang perempuan.
e) Self adalah: arketipe yang paling sempurna. Individu yang sehat memiliki kemampuan untuk menyeimbangkan berbagai aspek tersebut hingga mencapai self: pribadi yang seutuhnya. Diri sejati.
f) Keseimbangan. Self adalah representasi kepribadian yang ideal.
g) Ketahanan untuk mau mengakui sisi buruk dan berjarak dengan persona yang kadangkala membuat kita ‘nyaman’ dan ‘aman’. Padahal, sungguh, apa yang kita kenal sebagai kepribadian kita hari ini adalah bukan kepribadian sejati.
h) Mengenali aspek psikis adalah langkah awal untuk mengenal diri yang sesungguhnya. mengenalinya tidak menjamin kita memiliki daya kontrol terhadapnya. Bahasan Psikologi hanya sebatas pada pengenalan dimensi psikis. Seorang Jung juga tidak bisa menjamin apakah kepribadian kita sejati atau tidak. Kapasitas beliau hanya terbatas bagaimana seseorang dapat terlepas dari represi dan beragam kompleks.
Pribadi yang Terindividuasi:
1. Menyadari segi-segi diri yang diabaikan
2. Pengorbanan tujuan-tujuan material dari masa remaja-dewasa untuk mencapai tujuan hidup.
3. Memahami impuls-impuls animalis dan primitive
4. Memiliki integritas diri.
5. Penerimaan dan toleransi terhadap kodrat manusia.
Menurut Jung, Manusia sehat adlah:
1. Memiliki integritas diri sebagai pengungkapan diri.
2. Mampu menerima apa yang tidak diketahui dan misterius.
3. Memiliki kepribadian yang universal.
F. Victor Frankl
Menurut Frakl, pribadi sehat adalah pribadi yang mampu menentukan makna hidup. Frankl menentang teori tntang kondisi manusia yang ditentukan dari isntink biologis dan konflik masa lalu melainkan tergantung dari kebebasan individu dalam menentukan pilihan.
a) Menurut Frankl, hakekat dari eksistensi manusia terdiri dari 3 faktor, yaitu:
- Spiritualitas. Spiritualitas adalah suatu konsep yang sulit dirumuskan, tidak dapat direduksikan, tidak dapat diterangkan dengan istilah – istilah material, meskipun dapat dipengaruhi oleh dunia material, namun tidak dihasilkan atau disebabkan oleh dunia material itu. Menurutnya lebih baik jika dapat dipikirkan sebagai roh atau jiwa.
- Kebebasan. Adanya suatu keadaan dimana manusia tidak didikte oleh faktor – faktor non spiritual, insting, warisan kita yang khusus atau kondisi lingkungan.
- Tanggung jawab. Tidak cukup merasa bebas untuk memilih namun manusia juga harus menerima tanggung jawab terhadap pilihan tersebut. Logotherapy mengingatkan manusia terhadap tanggung jawab dengan kalimat berikut, “Hiduplah seolah – olah anda hidup untuk kedua kalinya, dan bertindak salah untuk pertama kalinya kira – kira demikian anda bertindak sekarang.”
b) Ada 3 cara yang dikemukakan oleh logotherapy untuk menuntun pada pencarian arti kehidupan, yaitu:
- Dengan memberi kepada dunia lewat suatu ciptaan / karya.
- Dengan mengambil sesuatu dari dunia melalui pengalaman
- Dengan sikap yang diambil manusia dalam menyikapi penderitaan.
c) Frankl tidak menyajikan suatu daftar dari sifat-sifat kepribadian yang sehat. Akan tetapi, secara umum dapat dikatakan orang-orang macam apakah mereka itu :
- Mereka bebas memilih tindakan mereka sendiri
- Mereka secara pribadi bertanggung jawab terhadap tingkah laku hidup mereka dan sikap yang mereka anut terhadap nasib mereka
- Mereka tidak ditentukan oleh kekuatan-kekuatan di luar diri mereka
- Mereka telah menemukan arti dalam kehidupan yang cocok dengan mereka
- Mereka secara sadar mengontrol kehidupan mereka
- Mereka mampu mengungkapkan nilai-nilai daya cipta, nilai-nilai pengalaman, atau nilai-nilai sikap
- Mereka telah mengatasi perhatian terhadap diri
d) Ada beberapa sifat lain dari kepribadian-kepribadian yang sehat, di antaranya:
- Mereka berorientasi ke masa depan, diarahkan pada tujuan-tujuan dan tugas-tugas yang akan datang.
- Komitmen terhadap pekerjaan. Salah satu cara untuk memperoleh arti dari kehidupan adalah dengan nilai-nilai daya cipta, memberi sesuatu kepada dunia, dan nilai ini dengan sangat baik diungkapkan melalui pekerjaan atau tugas seseorang.
- Kemampuan memberi dan menerima cinta. Apabila kita dicintai, kita menjadi orang yang sangat diperlukan dan tidak dapat diganti. Apabila kita mencintai, kita dapat membuat orang yang dicintai sanggup merealisasikan potensi-potensi yang belum dimanfaatkan dengan menyadarkan mereka tentang potensi mereka untuk menjadi apa.
Sumber :
Schultz, D. (1991). Psikologi Pertumbuhan : Model-model Kepribadian Sehat. Alih bahasa : Yustinus. Yogya : Kanisius
Hall, S. (1993). Teori-teori Psikodinamik (Klinis). Yogyakarta : Kanisius
Schultz, Duane. 1991. Psikologi Pertumbuhan. Yokyakarta : KANISUS
all S. Calvin, dan Gardner Lindzey. 1993. Teori-Teori Sifat dan Behavioristik. Yogyakarta: Kanisius.